LENSALANDAK.COM I Jakarta, Sebuah tulisan artikel yang dipersembahkan dalam misi Melayani Tuhan Oleh Salah satu Alumni terbaik STT Arastamar Jakarta, yang akrab di sebut -Stenly R Paparang. Iya menyebut dalam artikelnya bahwa “Melayani Tuhan adalah hal yang terindah.” Melalui tulisannya.
Kita dapat berbagi berkat, pengalaman, talenta, dan berbagi karunia yang diberikan Tuhan kepada kita. Pelayanan yang telah dikerjakan selama ini sangat memuaskan, atau mungkin kurang baik dan kurang maksimal. Kita dapat menilai pelayanan yang telah kita kerjakan. Apa pun hasil dan kondisinya, kita harus tetap bersyukur karena kesempatan melayani itu masih ada.
Apa yang kita tabur dalam pelayanan, itulah yang akan kita tuai di kemudian hari. Pelayanan-pelayanan yang telah dikerjakan tentu mendatangkan sukacita tersendiri. Kita merasakan bahwa tangan Tuhan yang kuat telah menyertai kita. Dalam keadaan-keadaan yang sulit sekalipun, kita merasakan kuasa-Nya bekerja atas pelayanan yang kita kerjakan. Ini adalah pengalaman menarik. Tak sedikit dari kita yang—pada akhirnya—merasakan jamahan dan lawatan kuasa Allah dalam pelayanan. Kita tentu sangat bersyukur dan berterima kasih, sambil memuji Dia yang telah berkarya dalam pelayanan kita.
Selain iman, pelayanan juga perlu mendapat perhatian serius terutama dalam hal merealisasikan perbuatan-perbuatan baik yang Tuhan Allah kehendaki untuk kita lakukan sehari-hari. Kita dapat mewariskan pelayanan yang baik itu kepada orang lain yang ingin melayani Tuhan, sama seperti kita. Mereka juga perlu dilatih untuk melayani. Dan kita dapat menjadi “pengajar” yang mengajarkan mereka bagaimana melayani Tuhan secara benar, dengan motivasi yang benar pula, berkomitmen, berintegritas, dan menyelesaikan tugas pelayanan dengan penuh tanggung jawab.
Itu sebabnya, kita dapat membuat agenda komitmen melayani di masa depan. Ini dapat dijadikan sebagai komitmen untuk semakin giat melayani, meningkatkan pelayanan, dan semakin menyadari bahwa melayani itu indah dan mengesankan.
Pertama, melayani dengan sepenuh hati. Pelayanan yang sesungguhnya adalah pelayanan dengan sepenuh hati, bukan setengah hati, atau tanpa hati. Di dalam pelayanan yang sesungguhnya, kita memberikan hati kita untuk “berbagi” dengan sesama. Jika di tahun ini kita telah melakukannya, maka di tahun yang akan datang, kita juga tetap melakukannya dan semakin giat melakukannya. Pelayanan yang telah dikerjakan tidak pernah terbuang percuma.
Kedua, melayani dengan kasih. Selain melayani dengan sepenuh hati, pelayanan itu sendiri harus dilandasi dengan kasih. Ini adalah komitmen yang baik. Sebagaimana Yesus Kristus telah mengasihi kita, maka kita harus menunjukkan sikap mengasihi kepada sesama kita dalam konteks pelayanan. Kasih adalah dasar dari segala sesuatu. Itulah yang Allah nyatakan kepada kita: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Rasul Paulus menandaskan: “Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan” (Kolose 3:14).
Ketiga, melayani bersama dan membangun bersama. Ketika kita melayani dengan sepenuh hati yang dilandasi dengan kasih Kristus, maka kita—secara substansial—sedang melayani bersama dan membangun pelayanan yang dipercayakan Tuhan Allah kepada kita. Kita tidak melayani sendiri. Kalau pun kita pernah melayani sendiri dan meletakkan dasar pelayanan itu, maka pasti ada orang lain yang Tuhan persiapkan untuk melanjutkan pelayanan itu. Tuhan tak membiarkan pelayanan bagi-Nya hilang begitu saja. Dan dengan demikian, kita melayani bersama dan membangun bersama.
Berapa banyak dari kita yang telah melayani dan membangun bersama? Tentu sangat banyak. Kita pun berbahagia akan pencapaian itu. Kiranya pencapaian-pencapaian yang telah terwujud di tahun ini, akan terus berkembang dan meluas di tahun-tahun yang akan datang.
Melayani itu indah. Kita terpanggil untuk itu dan dipersiapkan Allah untuk menyatakan kasih dan kemurahan-Nya dalam berbagai bentuk pelayanan. Tak ada alasan untuk tidak mau melayani Tuhan. Kita telah diselamatkan, dan ungkapan syukur atas hal itu adalah dengan melayani Tuhan kita dengan komitmen dan integritas yang kuat.
Betapa bahagianya melayani Tuhan. Mereka yang telah puluhan tahun melayani, atau yang baru beberapa bulan dan tahun, dapat merasakan bahwa pelayanan itu adalah membawa berkat bagi orang lain. Kita dapat merealisasikan iman dan kasih dalam pelayanan. Semua pelayanan bagi Tuhan sama pentingnya, sama berkatnya, dan sama kasihnya. Kasih tidak membeda-bedakan pelayanan. Pelayanan yang kecil dan besar, keduanya sama-sama dilakukan untuk Tuhan.
Kita teringat akan pesan Rasul Paulus, bahwa: “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kolose 3r:17), “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23). Luar biasa bukan?
Jangan bersedih hati ketika pelayanan kita dipandang sebelah mata. Bersyukurlah, karena mereka yang memandang dengan sebelah mata membuktikan dua hal: pertama, mereka masih punya mata untuk memandang pelayanan kita, dan kedua, mereka melihat bahwa kita masih melayani. Oleh sebab itu, tetaplah semangat dalam melayani Tuhan.
Ingatlah, bahwa: “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28) sebab “segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Roma 11:36).
Mari, kita melayani bersama dan membangun bersama pekerjaan Tuhan yang telah dipercayakan kepada kita. Saling bekerja sama untuk memajukan pelayanan yang dilandaskan pada kasih Yesus Kristus. Kita dipanggil untuk bekerja bagi-Nya karena Dialah kemuliaan kita, Dialah kehidupan kita, kini, dan sampai selama-lamanya.
Melayanilah dengan kasih; lanjutkanlah pelayanan yang telah kita kerjakan, di tahun yang akan datang, dengan penuh semangat, dan sepenuh hati. Kasih Tuhan menyertai kita semua.
Some truly great content on this web site, regards for contribution. “He that falls in love with himself will have no rivals.” by Benjamin Franklin.
Hello! This post couldn’t be written any better! Reading through this post reminds me of my previous room mate! He always kept chatting about this. I will forward this post to him. Fairly certain he will have a good read. Thanks for sharing!